“Saya ingatkan kepada ibu-ibu ini khusus nya, kalau buat status di Facebook atau pun lainnya agar hati-hati, karena ada undang-undang ITE, kalau kita mencela orang lain itu masuk dalam ranah hukum, hati-hati ya, jangan asal dan sembarangan kalau buat status,” tegasnya.
Sementara Ginda Ansory sebagai narasumber yang juga dosen Universitas Bandar Lampung (UBL) menjelaskan bahwa Pancasila ada sejak jaman Majapahit.
Dalam kitab Negarakertagama karangan Mpu Prapanca juga dijabarkan susunan pemerintahan Majapahit, yakni musyawarah, hubungan antar negara tetangga dan sebagainya.
Selain itu, dalam buku Sutasoma karangan Mpu Tantular, tertulis juga adanya toleransi kehidupan beragama, khususnya agama Budha dan Hindu pada zaman tersebut. Di dalam sila-sila diantara, tidak boleh melakukan kekerasan, tidak boleh mengganggu istri orang lain, tidak boleh mencuri dan tidak boleh melakukan tindakan kekerasan lainnya.
“Pancasila lahir pada 1 Juni 1945. Dan yang lebih utama lagi bagaimana kita dapat memaknai Pancasila sebagai dasar Negara dan sebagai landasan berperilaku dalam kehidupan bermasyarakat. Pancasila telah terwujud sebagai asal yang menjiwai dan dilaksanakan oleh bangsa Indonesia,” urainya.
Senada, narasumber lain Hartini Soraya staf khusus Wakil ketua DPR-RI menjelaskan tentang makna dari pancasila dan butir-butir yang terkandung didalamnya. “Pancasila adalah Dasar negara, terdapat makna-makna yang terkandung dalam sila-sila dasar pancasila,” ujarnya.
Untuk sila pertama Ketuhanan yang maha Esa, dalam sila ini rakyat diberikan kebebasan untuk memeluk agama sesuai dengan keyakinannya. prinsip toleransi antar umat beragama.
Sila ke-dua Kemanusiaan yang adil dan beradab maknanya adalah kita saling bahu-membahu, bergotong royong , bersama sama, antara satu sama lain terbentuknya kemanusiaan yang beradab.
“Pernah ada berita anak meracuni ayah dan ibunya, bagaimana rasa kemanusiaan ini sudah tindakan biadab tidak ada lagi rasa kemanusiaan. Makanya terus lakukan pengalaman sila pancasila seperti tenggang rasa, saling bantu, timbulkan rasa kemanusiaan ini yang ditularkan kepada anak-anak bangsa.Yang penting adalah esensi dari pengalaman sila sila pancasila,' paparnya.
Selanjutnya, sila ke tiga Persatuan Indonesia. Mengandung makna hubungan antar manusia. Negara ini terdiri dari banyak suku, budaya rasa agama, adat istiadat dan lainnya, bersatu untuk kesatuan Indonesia.
Sila ke-empat Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan dan perwakilan. Intinya musyawarah dulu untuk mencapai mufakat. Aplikasi sila ini juga untuk kebebasan dalam memilih wakil rakyat di pemerintahan.
Sila ke-lima Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Nah, keadilan yang dimaksud adalah ketika seluruh rakyat Indonesia sudah bisa makan semua dan juga cukup sandang, pakaian dan papan.(*/ydn).
0 Komentar