Mediafakta.id,Bandar Lampung -Ketua DPRD Kota Bandar Lampung, Wiyadi, menegaskan bahwa agenda sosialisasi Pembinaan Ideologi Pancasila dan wawasan kebangsaan (PIP-WK) bukan ajang kampanye partai politik (parpol) tapi acara ini adalah agenda DPRD yang merupakan bagian dari pemerintah Kota Bandar Lampung.
Hal ini disampaikan ketua DPRD Wiyadi dalam agenda IP-WK anggota DPRD Bandar Lampung Wiwik Anggraini, di Kota Sepang, Selasa (16/05/2023).
"Memang tahun 2023 ini bisa dikatakan tahun politik, supaya tidak ada kesimpangsiuran, bahwa acara ini murni agenda DPRD, DPRD turut andil dalam perencanaan, pembangunan dan DPRD ada tugas pengawasan dalam pembangunan kota," ujar dia.
Ketua DPC PDI-P Kota ini menerangkan, saat ini Lampung sedang viral-viralnya khususnya kritikan soal pembangunan. Sebagai pemerintah wajib hukumnya menerima kritikan dari masyarakat, karena pembangunan asal keuangan dari sektor pajak rakyat. "Dan juga ASN tidak bisa dipaksakan oleh oknum harus membela partai politik, dia harus bisa melawan karena sesuai dengan UU ASN harus netral dan tidak boleh terlibat politik praktis," kata dia.
Selanjutnya, terus dia, masyarakat juga bisa mengadukan masalah pendidikan, kesehatah dan juga infrastruktur di daerahnya melalui wakil rakyat yang duduk di daerah pemilihan. "Jika ada masalah pendidikan seperti biaya sekolah yang tinggi dan ada uang pungutan komite sekolah silahkan lapor ke anggota dewan di dapilnya silahkan ke bu Wiwik, lewat telp atau WA ketemu langsung juga boleh, tidak perlu kirim surat bisa langsung lapor ke anggota DPRD," ungkapnya.
Acara IP-WK anggota DPRD Bandar Lampung dari fraksi PDI-Perjuangan Wiwik Anggraini selain dihadiri ketua DPRD Wiyadi juga ada narasumber yakni Widya Risky Eka Putri dari Universitas Lampung (Inilah) dan ustadz Supratman Abdul Karim.
Widya Rizky Eka Putri memaparkan bagaimana implementasi pengamalan sila-sila Pancasila dalam kehidupan berbangga dan bernegara. Negara Indonesia memiliki bahasa persatuan yakni bahasa Indonesia, tujuannya agar komunikasi antar sesama bisa lancar.
Ustadz Suparman Abdul Karim menjelaskan tentang hubungan Pancasila dengan agama bahwa Pancasila sudah sesuai dengan tujuan agama-agama yang ada di Indonesia.
Prespektif agama. Ada pihak-pihak yang hendak membenturkan antara agama dengan bernegara, padahal sebetulnya itu sejalan kita bisa jadi warga negara yang baik dan jadi umat agama yang baik. Berbakti kepada orang tua merupakan perintah Allah. Menaati suami perintah Allah. Membela negara adalah ajaran Islam.
"Kalau ada pertanyaan memilih Pancasila atau Al-quran, pancasila bukan agama dan pancasila tidak menggantikan agama tapi pancasila merupakan sejalan dengan ajaran agama di Indonesia. Pancasila sesuai dengan tujuan agama," jelas dia.
"Negara yang didirikan nabi Muhammad di Madinah, adalah negara kesepakatan Madinah dan dicontoh negara kita Indonesia ada kesepakatan Madinah dan dicontoh negara kita," tandasnya. (*/ydn).
0 Komentar